Sunday, June 15, 2014

MEMBENARKAN TEORI "OTAK KANAN & OTAK KIRI"



Kekeliruan Buku Pendidikan (5): Membenarkan Teori "Otak Kanan & Otak Kiri"

BERIKUT ini beberapa premis mengenai teori otak kanan dan otak kiri.
            Ayah Edy (Penulis Buku Pendidikan) mengatakan, "Suatu hari saya membaca sebuah proses penyuluhan melalui media; terhadap orang tua yang mananyakan kelainan dan keterlambatan belajar anaknya yang ciri-cirinya persis seperti anak yang cenderung dominan menggunakan otak kanannya ...."
Dalam artikel 'Fungsi Otak Kanan & Otak Kiri' disebutkan,
Belahan Otak Kiri :
1. Berfikir secara sadar (consciouness)
2. Bernalar menurut logika.
3. Berfikir dengan kata-kata.
4. Memilah-milah.
5. Menganalisis.
6. Berfikir secara runut.
7. Mengatur dan mengendalikan emosi.
8. Selalu melihat perbedaan.
9. Senang bekerja sendiri.

Belahan Otak Kanan :
1. Ketidaksadaran (sub-consciousness).
2. Kreatif, intuitif, melibatkan emosi.
3. Berfikir dalam bentuk gambar.
4. Melihat keseluruhan.
5. Menggabungkan, sintesis.
6. Berfikir secara menyeluruh.
7. Spontan dan bebas dalam mengekspresikan emosi.
8. Selalu melihat persamaan.
9. Senang bekerja dalam team."
 
     Nah, setelah kita membaca premis di atas, maka sekali lagi kami menyampaikan bahwa ini hayalah perkataan manusia, bukan wahyu. Bisa salah, bisa benar. Sehingga, kita wajib berfikir kritis karena kita sebagai muslim punya barometer, al-Qur'dan dan as-Sunnah.
     Teori otak kanan & otak kiri berawal dari Roger Sperry dan Mike Gazzaniga di tahun 1960-an. Bukan seorang muslim! Dan ingat, kita punya saringan dalam menerima sebuah berita,
      Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (QS. Al Hujuraat [49]:6 )
Kriteria orang fasik, bisa saja ini seorang muslim, maka beritanya tetap dicek kebenarannya. Apalagi seorang non muslim, maka seharusnya kita lebih komprehensif lagi dalam mengeceknya.
Keberadaan otak kiri dan kanan memang ada. Namun, yang menjadi persoalan adalah fungsinya. Apakah memang ada lateralisasi fungsional otak kanan dan kiri?
Kalau ada, alatnya apa? Kita tahu bahwa untuk mengukur suhu badan, digunakan alat 'termometer'. Untuk mengukur berat suatu barang, digunakan 'timbangan'.
Nah, sekarang, apa 'alat ukurnya' kalau kita menganalisa berarti menggunakan otak kiri? Jika berimajinasi menggunakan otak kanan?
Tidak ada 'kan! Inilah mitos. Hal ini dipromosikan agar membuat kaum muslimin sibuk dengan hal-hal mubazzir, mitos, dan jauh dari ilmu agama.
Kalau mereka berkata, "'Kan Roger Sperry mendapatkan Nobel atas temuan cara bekerja otak kiri dan otak kanan?"
Kita jawab,
"Robert G. Edward (Inggris) peraih Nobel bidang kedokteran dikritik karena hasil penelitiannya tidak berguna, bahkan disebutkan hanya merusak.
Yang kedua, peraih Nobel sastra dari Tiongkok, Mo Yan, pun menuai kritik karena mendukung asosiasi penulis yang berafiliasi dengan Partai Komunis. Dan masih banyak lagi peraih nobel yang menuai kritik."
Namun, kita sebagai seorang muslim, perlu ingat, bukan karena hadiah nobel lantas kemudian kita latah. Tetapi, al-Qur'an dan as-Sunnah yang sesuai pemahaman ulama salaf lah sebagai patron kebenaran kita.
Seorang muslim tidak mengenal fungsi otak kanan dan kiri sebagaimana tulisan awal. Namun, seorang muslim hanya membenarkan bahwa otak kanan dan kiri memang ada. Adapun kajian fungsinya secara utuh, silahkan merujuk pada dunia kesehatan.
Mengenai fungsi otak kiri dan kanan, Peneliti Neurosains dari Universitas Utah telah mematahkan mitos tentang otak kiri dan kanan ini bahwa tidak ada hubungan preferensi seseorang utk lebih sering menggunakan jaringan otak kiri atau otak kanan.
Akh Muhammad berkata,
"(Yang tepat), otak kanan maupun otak kiri dikenal secara fisik dalam kaitannya dengan kendali tubuh. Otak kanan mengendalikan tubuh bagian kiri. Jika Anda bersih-bersih sesudah buang air, Anda menggunakan otak kanan. Otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan. Berjabat tangan, menggunakan otak kiri."
Olehnya itu, mari kita kembali belajar Islam secara baik dan menjauh dari konsep Yahudi dan Nashoro dari segala sektor. Sebab ini sudah menjadi wanti-wanti Rosululloh shollallohu alayhi wasallam,
”Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehingga kalau mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya kalian pun akan masuk ke dalamnya”.
Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah kaum Yahudi dan Nashara? Maka beliau menjawab, ”Siapa lagi (kalau bukan mereka)? ”.[HR. Bukhariy dalam Shohih -nya (3269 & 6889), Muslim dalam Shohih -nya (2669), Ahmad dalam Musnad-nya (11817&11861)]
Maka mari kita waspada, dan mari kita terus menerus belajar Islam secara kaffah, duduk bermajelis bersama para ulama salaf, sehingga kita aman dari syubhat dan syahwat, terhindar dari konsep fungsional otak kiri dan otak kanan.
Ingatlah bahwa fungsi sesungguhnya dari otak kiri dan kanan (akal) yang Alloh berikan kepada kita adalah untuk mengarahkan kekuatan akal kepada tafakkur (memikirkan) dan merenungi (tadabbur) ciptaan-ciptaan Allah dan syari’at-syari’atnya sebagaimana dalam firmanNya, “Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadiaan) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) benar dan waktu yang telah ditentukan, Dan sesungguhnya kebanyakan diantara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Robbnya."(QS. Ar Rum : 8)
“Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal.” (Al Baqarah : 184)
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sholat pada hari Jum’at, maak bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. Jumu’ah : 9)
Itulah hakikat lateralisasi fungsional otak kiri dan kanan, menadabburi ciptaan Alloh, ikut kepada sunnah Rosululloh shollallohu alayhi wasallam, bukan sibuk dengan teori maudhu (palsu) seperti di atas.
Kita khawatir, jika semua manusia percaya fungsi otak kiri dan otak kanan yang maudhu' (palsu) tadi, siapa yang mau bertanggungjawab?
Semoga Alloh subhanahu wa ta'ala memberi taufik kepada kita semua ....[]  (Abu Hanin)

-- Bontote'ne, 3 Sya'bam 1435 H
Sumber : https://www.facebook.com/nobaden/posts/10202088148553764